Happiness…
Someday you will understand about happiness…
***
Deru mobil
ambulance terdengar di seluruh jalan raya.
Semua orang
panik dengan apa yang terjadi tadi, petugas ke polisian sudah member sanksi
pada supit taksi itu.
Lelaki itu
bagai kehilangan anak, ia seperti orang linglung yang entah mau kemana tujuan
nya. Ia begitu shock dengan apa yang ia dengar dari perempuan itu. Memanggil
nama tersebut.
ambulance, tak terlalu jauh jarak nya, tapi muat
untuk membawa keluar korban dari mobil ambulance tersebut.
Langkah
lelaki itu tertatih-tatih.
Perempuan
itu ada di ruang ICU sekarang, para orang-orang berjas putih langsung mengerumi
nya, memberi isyarat pada perawat-perawat nya di sana.
Tangan
lelaki itu sangat gemetaran, ia hanya bisa berdoa semoga dia selamat dari
masa-masa yang akan meregut nyawa nya.
***
Lena Onni menunggu dengan gelisah, ia sudah memberi
tahu semua keluarga nya. Ia begitu panik dan merasa bersalah kenapa aku begitu bodoh? Kenapa? Kenapa aku
biar kan ia pegi sendiri? Isak nya dalam tangis.
Tapi ia tak
bisa mengelak semua sudah terjadi, ia tak sengaja melihat lelaki itu di tempat ruang
tunggu ICU juga. Apa ia ini orang nya? Guman nya dalam hati. Ia bangkit dan jalan
sangat pelan untuk memastikan apa benar.
Hei? Bukan nya kau yang di pementasan tadi? Tanya nya.
Lelaki itu
menoleh dengan mata sembab nya, ia terlihat sangat kaget.
I-i-iya kata nya dengan nada gugup.
Oh? Ada apa?
Ah,
tidak saya-
Saya tahu, kau yang menunggu di tower kan?
Janjian dengan adik ku? Sekarang lihat!? Dia kecelakaan sekarang! Memang bukan
salah kau Lena Onni
memotong ucapan nya sebelum lelaki itu berbicara lebih dari tadi.
Sekarang dia di ICU, apakah kau akan mencari
nya lagi? Setelah kau meninggal kan nya selama 4 tahun dan k au baru muncul
sekarang? Sambung Lena Onni.
Sebelum
lelaki itu ingin menjawab, dokter dari ruang ICU keluar.
Dok, dok! Bagaimana keadaan adik saya? Tidak
terlalu kritis kan dok!?!? Yak kan?!?!?! Kepanikan melanda ruangan itu
Keadaan nya sangat kritis, dia memerlukan
banyak darah, dan golongan darah nya adalah A, apakah anda bergolangan darah A?
Kata dokter itu dengan tenang tapi juga khawatir.
Dok, saya bergolongan darah A, dan bisa
mengambil darah saya saja dok sambung lelaki itu
Anda siapa nya?
Saya pacar nya dok, saya golongan darah A,
ambil saja darah saya Kata lelaki itu
Baik lah, anda ikut saya.
***
. Terima kasih kau sudah mau membantu
Tak masalah Eonni, dia hidup ku juga, sudah
4 tahun berpisah dengan nya, tapi kenyataan nya di pertemukan dengan situasi
seperti ini, aku tak tahu sosok nya dia seperti apa, kalau saya tahu pasti saya
sudah mengenal nya di pementasan tadi Kata lelaki itu dengan
nada lirih.
Maaf untuk kata-kata yang tadi, seharus nya
saya tahu.
Lelaki itu hanya bisa
tersenyum datar.
***
3 hours left…
8 hours left…
Kau belum istirahat dari tadi, biar saya
yang menjaga .
Tidak apa-apa Eonni, saya saja yang menjaga
nya, Eonni kalau mau istirahat, istirahat saja, saya tidak apa-apa dengan nada mencegah.
Ya, kalau kau merasa tidak apa-apa ya sudah
lah, hati-hati, saya di kantin kata
nya menuju pintu.
Baik Eonni.
Tak lama
lelaki itu tertidur.
***
Perempuan
itu mulai membuka kelopak mata nya, ia terlalu sakit di kepala nya, dan mulai
sedikit-sedikit sadar dari pingsan nya.
Tapi, ia
melihat seluruh ruangan tampak ia tahu ia sekarang di mana, melihat tangan nya
yang di infus, dan kepala nya yang di perban.
Dan ia
melihat sosok seorang lelaki di tempat duduk di dekat nya, ia sepeti pernah
mengenal nya dan melihat nya. Perempuan itu seperti sedang menerawang apa yang
sebenar nya telah terjadi dengan nya.
Ya,
perempuan itu kecelakaan saat menuju ke tower tempat perjanjian nya.
***
Lelaki itu
merasa seperti sedang di perhati kan, ia perlahan-lahan membuka mata nya.
Lelaki itu
kaget dengan apa yang di lihat nya.
Kau sudah sadar? Lelaki itu langsung di samping perempuan itu.
Tadi.. Aku kecelakaan dan, dan, kau? Perempuan itu terlihat sangat bingung.
Ya, ini aku, aku melihat oang-orang sedang
keluar tower, dan kecelakaan, aku seperti tak asing dengan sosok mu karena
rambut mu dan-
Stop henti perempuan itu.
Apa? Kenapa?
Aku enggak mau dengar itu lagi, itu sudah
lalu, sekarang kamu jelasin kenapa kau tak pernah mengirim pesan apapun, atau
photo mu? Aku tahu kau tapi kau tak tahu kan aku seperti apa sekarang? Menunggu
terus? Air mata perempuan itu terus saja keluar dari pipi
nya nan lembut.
Kita bahas ini nanti saja ya, kita panggil Eonni
dan-
Enggak! Potong perempuan
itu Harus sekarang aku mau nya sekarang Perempuan itu menggenggam tangan lelaki itu
lebih keras namun ia telalu lemah untuk menggenggam nya lebih keras.
Aku tak tahu alamat atau apapun infomasi tentang
kau, yang pasti aku tahu kau mempunyai banyak cabang café sampai eropa, maafin
aku Kata lelaki itu dengan penuh
penyesalan.
Tiba-tiba
saja perempuan itu memeluk nya tanpa ia sadari.
***
Lelaki itu di
penuhi rasa kaget, ia tak bisa bergerak saat perempuan itu langsung memeluk nya,
ia terlalu kaku, terlalu tegang namun sebenar nya ia senang dalam hati nya.
Tetap seperti ini Perempuan itu mempererat
pelukan nya lagi dan jangan pegi lagi,
apalagi kalau lama, aku tidak mau maafin lagi dengan penuh isak.
Hening
tapi, lelaki itu membuka mulut sebelum ia tahu perempuan itu akan berbicara
lagi.
Aku
janji sangat janji. Kalau aku tidak akan pergi lagi, kau harus sehat
lagi terus kita akan bahagia terus, selama nya. You’re my happiness Lelaki itu mempererat lagi, ia berkata sambil berbisik, supaya ia dan perempuan itu yang tahu.
Perempuan
itu melepas pelukan nya, ia mencari-cari sosok kalender.
Tahu tidak Sunbae, kenapa aku memilih
kemarin ketemu nya?
Kenapa?
Kau
tidak tahu?
Enggak
Kata lelaki itu dengan polos.
Beneran nih enggak ingat? Yah… raut wajah peempuan itu kecewa.
Kau tutup mata dulu ya pake ini Lelaki
itu menyodor kan kain hitam panjang.
Tanpa
lama-lama peempuan itu menutup mata nya dengan kain hitam itu.
***
Lelaki itu
membawa kue tart dan bunga mawar nya, dengan Eonni,Oppa dan ayah ibu perempuan
itu.
Lelaki itu
tidak pernah lupa dengan hari ulang tahu nya.
Coba kau buka tutup mata mu Kata lelaki
itu memberi isyarat kepada nya.
***
Happy
Birthday!!!!! semua suara orang-orang yang ia rindukan
ada di sana perempuan itu tak menyangka mendapat surprise kecil-kecilan sepeti
ini.
Tiup lilin nya! Teriak Oppa bersemangat.
Siapa
yang rencanain seperti ini?
Semua orang yang ada di
sana menunjuk ke arah lelaki itu. Lelaki itu hanya bisa tersenyum tanda benar,
ia yang merencana kan hal ini.
Iya, Eun-Mi, ia baik sekali loh, iya kan
yah? sambung mama nya.
Makasih Sunbae, tapi kan ulang tahun nya
kemarin!
***
Kemuadian hari…
Ada kejutan lagi selain kemarin.
Apa?
Ada, ikut aku.
Tower…
Coba lihat ke langit Tunjuk nya.
Tidak ada apa-apa Sunbae.
Bentar lagi tunggu saja.
Tiba-tiba
suara kembang api meramai kan langit malam di tower.
Indah bukan?
Ya, indah banget ini, Sunbae?
Iya, sebagai perminta maaf ku.
Ya, perminta maafan di terima!
Perempuan
itu masih melihat kembang api nya yang masih menghiasi langit malam.
Tiba-tiba saja
tangan lelaki itu memegang tangan perempuan itu, dan ia menatap nya
lekat-lekat, seperti ingin bilang sesuatu.
Aku janji tidak akan meninggal kan mu lagi,
apalagi untuk waktu yang begitu lama, aku janji.
Perempuan itu menoleh
tak percaya, tapi ia senang bahwa kenyataan nya ia masih bisa merasa kan kebahagian
itu lagi.
Tiba-tiba
perempuan itu tak bisa bergerak, atau mengucapkan satu patah kata pun.
Lelaki itu
mendekat terus mendekat hingga ia bisa menkecup bibir nya ke bibir dia, dengan
perasaan lembut dan tulus, untuk sesaat mereka hanya bisa menikmati malam indah
itu.
**FIN**
Epilog
Sebelum
lelaki itu pergi dari café itu, ia melihat seorang perempuan dengan rambut
cokelat kayu menghampiri nya.
4 maret 2012 kan kalian janjian? Itu ulang
tahun Han Eun-Mi jangan lupa ya! Perempuan itu langsung kembali ke tempat
kasir.
Ia pergi
dengan segudang tanda tanya.
***
Lanjutan: Do you...? :)
The End.
Lanjutan: Do you...? :)
The End.