Rabu, 07 Maret 2012

3 days left...




                      3 days left………



   3 hari berlalu… Perempuan itu tahu, bahwa hari terakhir lelaki itu di Seoul. Besok dia sudah tidak ada, pergi jauh.

   Perempuan itu ada rasa ingin bisa memutar kan waktu. Kalau saja perempuan itu jujur dari awal pasti ia banyak waktu bersama lelaki itu. Tapi, perempuan itu sadar, waktu hanya lah waktu. Maka, ia harus bisa menerima nya.

   Benda mungil itu berdering di saku jaket perempuan itu.
   Kau di mana? Aku sudah ada di café mu, mau menemani ku? Suara berat di telepon itu sudah tak asing lagi bagi perempuan itu.

   Kau di café ku? Ngapain? Pertanyaan yang mudah di jawab, 

   Yaa, menemui mu Eun-Mi, memang kau kira aku akan bertingkah aneh? Cepat ya kesini! Deru putus telepon terdengar, perempuan itu hanya bisa bernafas panjang.


                                                               -----------------


   Lelaki itu melihat nya di mulut pintu, seketika dia langsung melambai kan tangan dari lantai 2 cafe. 

   Kau lama sekali, aku sudah menunggu mu sedari tadi, kau kemana saja? Ada masalah di jalan? Kenapa kau tak menyuruh ku untuk menjemput mu? Kalau kau menelpon ku aku akan jemput kau Eun-Mi. Lelaki tu langsung terdiam setelah beberapa pertanyaan khawatir nya, melihat benda yang di bawa oleh perempuan itu dan lalu tersenyum.

   Ssssttt….. Aku susah payah membuuat kan boneka ini dan kue ini, kau malah mengomeli ku dengan pertanyan khawatir mu, kau ini bukan nya terima kasih sedikit. Omel perempuan itu.

   Kau, duduk lah dulu, baru mengomeli ku. Maaf. 

   Ini. Perempuan iu menyerah barang yang sedari tadi ia pegang. Di lihat dulu, ini sebagai kenang-kenangan.

   Tanpa melihat nya saja aku sudah menyukai nya,  kau tau? Aku suka sekali dengan boneka kucing nya, kue mu juga sangat enak, terima kasih. Lelaki itu tersenyum, seketika berubah menjadi tatapan serius.

   Tapi keheningan itu muncul.


                                                                     ----------------


   Kau tau tidak, hal yang sekarang dan kemarin adalah hal yang membahagia kan, aku tahu aku jahat sekali, tega meninggal kan kau lagi di saat seperti ini, tapi aku ingin melakukan sebuah cita-cita. Lelaki terdiam lagi seperti menerawang, apa yang akan selanjut nya ia keluar kan kata-kata nya. Aku ingin menunjukan ke kau, kalau aku bisa. Suatu saat nanti aku pengen kau melihat ku di panggung, melakukan hal yang seharus nya aku lakukan untuk mu. Jadi, kau mau berjanji ada di sana nanti? Melihat ku. 

   Apa yang akan kau lakukan di sana? Bertahun-tahun? Aku tidak akan berjanji kalau kau tak mengatakan nya. Yang kau harus tahu, aku akan selalu mendukung semua hal yang akan membuat cita-cita kau ada. Jadi, aku berubah pikiran, aku janji. Kata perempuan itu sambil menunjukan jari kelingking nya.

   Lelaki itu tidak bisa menutupi bertapa sedih nya dia. Lelaki itu tahu bahwa ini keputusan yang sudah dia ambil, dan lelaki itu harus bertanggung jawab dengan semua keputusan nya.

   Aku ingin menyanyi sambil memain kan sebah gitar, dan melukis untuk mu, aku kesana untuk sekolah seni. Kau tahu aku suka sekali seni, pengen suatu saat bisa membuat seni yang indah. Lelaki itu terdiam lagi, iya menunjukan jari kelingking nya, dan mengait kan nya di jari kelingking perempuan itu. Kau sudah janji dengan ku, kalau kau sudah janji, kau janji untuk yang satu ini?

   Apa? Kata perempuan itu.

   Setelah aku balik, kau akan menunggu ku di tower? Tepat seperti hari ini, jam segini juga, kau mau berjanji dengan ku? Giliran lelaki itu menunjukan kelingking nya.

   Emmm… Aku janji. Kata perempuan itu. Tak tahu mengapa, air mata perempuan itu menetes lagi, dan lagi.

   Kau menangis lagi, aku tak suka melihat nya, kalau gini, aku makin tidak bisa tinggalin kamu. Jangan nangis lagi. Dengan lembut lelaki iru menghapus air mata di pipi nya. Memeluk nya dengan erat.

   Tiba-tiba lagu di putar di café.

   Berdansa dengan ku? Lelaki itu mengulur kan tangan nya.

   Aku tidak bisa berdansa serius, kau saja. Perempuan itu menolak tangan nya.

   Udah ikuti aku, kamu tenang saja, kamu injek saja kaki ku. Kamu cuman ngikuti saja, ayo!!.  Lelaki itu menarik tangan nya.

   Lagu itu makin lembut di dengar.

   Mereka berdansa layak nya Cinderella dan pangeran.



                                                                   -----------------



   Hari itu…..

   Dia akan meninggal kan Seoul. Perempuan itu ada di Bandara Internasional  Incheon. Mengantar nya sampai dia hilang di telan awan.

   Dia sudah di pesawat, sebentar lagi akan take off. Perasaan bersalah meninggal kan nya lagi terus membayangi benak nya, untuk sekian kali lama nya lagi apakah harus meninggal kan nya?

   Lelaki itu mengeluar kan benda mungil nya, jari nya mulai mengetik kata-kata di layar itu.


  ‘Han Eun-Mi, kau masih ingat janji kita masing-masing? Aku berharap pas kita bertemu di tower, kau tambah cantik, secantik sekarang. Maaf, membuat mu menunggu lagi, aku tak bermaksud. Aku janji, setelah aku balik, aku beneran ada buat kau. Kau mau menunggu ku kan? Melihat ku di atas panggung sana, dan melukis kan untuk mu? Aku harap kau baik-baik saja, bahagia. Kau tau, aku sangat menyayangi mu, Saranghae.’


   Send.


Lanjutan: Sweet Conversation. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar