3 days left………
3 hari
berlalu… Perempuan itu tahu, bahwa hari terakhir lelaki itu di Seoul. Besok dia
sudah tidak ada, pergi jauh.
Perempuan
itu ada rasa ingin bisa memutar kan waktu. Kalau saja perempuan itu jujur dari
awal pasti ia banyak waktu bersama lelaki itu. Tapi, perempuan itu sadar, waktu
hanya lah waktu. Maka, ia harus bisa menerima nya.
Benda
mungil itu berdering di saku jaket perempuan itu.
Kau di mana? Aku sudah ada di café mu, mau
menemani ku? Suara berat di telepon itu sudah tak asing lagi bagi perempuan
itu.
Kau di café ku? Ngapain? Pertanyaan yang
mudah di jawab,
Yaa, menemui mu Eun-Mi, memang kau kira aku
akan bertingkah aneh? Cepat ya kesini! Deru putus telepon terdengar,
perempuan itu hanya bisa bernafas panjang.
-----------------
Lelaki itu
melihat nya di mulut pintu, seketika dia langsung melambai kan tangan dari
lantai 2 cafe.
Kau lama sekali, aku sudah menunggu mu
sedari tadi, kau kemana saja? Ada masalah di jalan? Kenapa kau tak menyuruh ku
untuk menjemput mu? Kalau kau menelpon ku aku akan jemput kau Eun-Mi. Lelaki
tu langsung terdiam setelah beberapa pertanyaan khawatir nya, melihat benda
yang di bawa oleh perempuan itu dan lalu tersenyum.
Ssssttt….. Aku susah payah membuuat kan
boneka ini dan kue ini, kau malah mengomeli ku dengan pertanyan khawatir mu,
kau ini bukan nya terima kasih sedikit. Omel perempuan itu.
Kau, duduk lah dulu, baru mengomeli ku.
Maaf.
Ini. Perempuan iu menyerah barang yang
sedari tadi ia pegang. Di lihat dulu, ini
sebagai kenang-kenangan.
Tanpa melihat nya saja aku sudah menyukai
nya, kau tau? Aku suka sekali dengan
boneka kucing nya, kue mu juga sangat enak, terima kasih. Lelaki
itu tersenyum, seketika berubah menjadi tatapan serius.
Tapi
keheningan itu muncul.
----------------
Kau tau tidak, hal yang sekarang dan kemarin
adalah hal yang membahagia kan, aku tahu aku jahat sekali, tega meninggal kan
kau lagi di saat seperti ini, tapi aku ingin melakukan sebuah cita-cita. Lelaki
terdiam lagi seperti menerawang, apa yang akan selanjut nya ia keluar kan
kata-kata nya. Aku ingin menunjukan ke
kau, kalau aku bisa. Suatu saat nanti aku pengen kau melihat ku di panggung,
melakukan hal yang seharus nya aku lakukan untuk mu. Jadi, kau mau berjanji ada
di sana nanti? Melihat ku.
Apa yang akan kau lakukan di sana?
Bertahun-tahun? Aku tidak akan berjanji kalau kau tak mengatakan nya. Yang kau
harus tahu, aku akan selalu mendukung semua hal yang akan membuat cita-cita kau
ada. Jadi, aku berubah pikiran, aku janji. Kata perempuan
itu sambil menunjukan jari kelingking nya.
Lelaki itu
tidak bisa menutupi bertapa sedih nya dia. Lelaki itu tahu bahwa ini keputusan
yang sudah dia ambil, dan lelaki itu harus bertanggung jawab dengan semua
keputusan nya.
Aku ingin menyanyi sambil memain kan sebah
gitar, dan melukis untuk mu, aku kesana untuk sekolah seni. Kau tahu aku suka
sekali seni, pengen suatu saat bisa membuat seni yang indah. Lelaki
itu terdiam lagi, iya menunjukan jari kelingking nya, dan mengait kan nya di
jari kelingking perempuan itu. Kau sudah
janji dengan ku, kalau kau sudah janji, kau janji untuk yang satu ini?
Apa? Kata perempuan itu.
Setelah aku balik, kau akan menunggu ku di
tower? Tepat seperti hari ini, jam segini juga, kau mau berjanji dengan ku? Giliran
lelaki itu menunjukan kelingking nya.
Emmm… Aku janji. Kata perempuan itu. Tak
tahu mengapa, air mata perempuan itu menetes lagi, dan lagi.
Kau menangis lagi, aku tak suka melihat nya,
kalau gini, aku makin tidak bisa tinggalin kamu. Jangan nangis lagi. Dengan
lembut lelaki iru menghapus air mata di pipi nya. Memeluk nya dengan erat.
Tiba-tiba lagu
di putar di café.
Berdansa dengan ku? Lelaki itu mengulur
kan tangan nya.
Aku tidak bisa berdansa serius, kau saja. Perempuan
itu menolak tangan nya.
Udah ikuti aku, kamu tenang saja, kamu injek
saja kaki ku. Kamu cuman ngikuti saja, ayo!!.
Lelaki itu menarik tangan nya.
Lagu itu
makin lembut di dengar.
Mereka
berdansa layak nya Cinderella dan pangeran.
-----------------
Hari itu…..
Dia akan
meninggal kan Seoul. Perempuan itu ada di Bandara Internasional Incheon. Mengantar nya sampai dia hilang di
telan awan.
Dia sudah
di pesawat, sebentar lagi akan take off. Perasaan bersalah meninggal kan nya
lagi terus membayangi benak nya, untuk sekian kali lama nya lagi apakah harus
meninggal kan nya?
Lelaki itu
mengeluar kan benda mungil nya, jari nya mulai mengetik kata-kata di layar itu.
‘Han Eun-Mi, kau masih ingat janji kita masing-masing? Aku
berharap pas kita bertemu di tower, kau tambah cantik, secantik sekarang. Maaf,
membuat mu menunggu lagi, aku tak bermaksud. Aku janji, setelah aku balik, aku
beneran ada buat kau. Kau mau menunggu ku kan? Melihat ku di atas panggung sana,
dan melukis kan untuk mu? Aku harap kau baik-baik saja, bahagia. Kau tau, aku
sangat menyayangi mu, Saranghae.’
Send.
Lanjutan: Sweet Conversation. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar