Apa yang
barusan di lihat Revan, membuat nya tidak menyangka apa yang terjadi selama
ini. Revan hanya bisa bernafas berat.
‘Revan,
makan siang nya sudah siap, yuk kit-‘ Kachika kaget, Revan berada di depan
laptop nya sekarang.
‘Revan???‘
‘Apa ini
semua benar? Kamu suka sama cowok ini?’
‘Maksud
kamu?’
‘Halah! Kamu
masih bisa pura-pura tidak tahu?’
‘Aku
benar-benar tidak tahu Van.’
‘Lihat!’
Tunjuk Revan ke arah laptop .Kachika.
Kachika
beralih ke tempat laptop nya, Kachika mulai membaca Chat yang di send Vano
selama dia tidak ada di situ.
Kachika
sama kaget nya dengan Revan sekarang, entah bagaimana cara nya menjelas kan
Revan di saat begini, Kachika tahu kalau Revan marah seperti apa.
‘Aku, benar
deh aku enggak suka sama dia, dia teman aku Van, percaya deh sama aku, aku
tidak lah bohong’ Jelas Kachika.
‘Tapi itu?
Bukti nya ada kan?’
‘Tapi-‘
‘Udah lah!
Pokok nya cowok itu, mau nama nya siapa kek, yang jelas aku udah tahu semua
nya! Hah? Hahahaha, ku kira kamu bisa percaya sama aku, gak nyangka nya!’
‘Aku serius
Van. Aku enggak ada apa-apa sama Vano kok, percaya sama aku.’
Revan
membanting gitar yang ada di dekat nya, lalu pergi dengan membanting pintu.
Membuat Kachika kaget dan getir terhadap nya.
------------------
Sekarang
apa yang harus di lakukan nya? Setiap penjelasan yang iya tulis di sms untuk
Revan, tak pernah Revan balas. Chat nya dengan Vano juga tidak Kachika balas,
walau Kachika sudah menjelas kan nya, walau Kachika sudah menjawab ‘tidak’ sama
Vano, tetap saja dia menghubungi nya.
Sekarang
Kachika menyerah, biar waktu yang berbicara, dalam hati nya bersua.
--------------------
Sudah satu
bulan Revan tak menemui Kachika, atau Kachika yang memberi kabar.
Ada rsaa
kangen yang menyelimuti nya sekarang, walau Revan sekarang masih sangat kesal
dengan kejadian yang lalu. Sebenar nya bukan kesal juga, tapi iya sangat
cemburu.
‘Pak, Klien
sedang menunggu di ruang tunggu, apa saya suruh menunggu nya sampai bapak mau
menemui nya?’ Suara serketaris nya yang nyaring terdengar di telepon nya
sekarang.
‘Suruh ke
ruangan saya saja.’
‘Baik pak.’
Serketaris
nya mempersilakan Klien masuk.
-----------------------
Vano
sebenar nya tahu, bahwa Klien nya yang sekarang berkerja sama dengan nya adalah
tunangan nya Kachika.
Iya tahu
semua tentang hubungan mereka, dan memang Vano menyukai Tunangan Klien nya itu tapi iya tahu semua nya tidak bisa iya miliki.
Dan niat
Vano untuk memperbaiki semua nya adalah hal yang paling benar iya lakukan.
----------------------------
‘Silahkan
duduk pak Vano’ Revan mempersilah kan.
‘Iya, terima
kasih.’
‘Ada apa
bapak Vano kesini?’
‘Ah, saya
ingin berbicara secara pribadi, jadi jangan paggil pak Vano. Jika soal
perkerjaan, boleh lah di paggil pak Vano.’
‘Baiklah,
oke mau berbicara apa Van?’
Tenggorokan
Vano terasa tercekat, ia tidak tahu harus memulai nya dari mana. Jadi Vano
memulai nya dengan agak hati-hati.
‘Van, kamu
tahu soal Kachika? Gue mau jujur sama lo, sebenar nya gue yang ada di chat itu,
gue yang selama ini dekati dia, karena lo campakin dia begitu saja, dan gue
sayang sama dia, tapi karena Kachika menolak gue dan dia cinta sama lo, gue
kesini mau mina maaf dan tolong dengerin Kachika, dia cinta sama lo!’
‘Hah? Gue
campakin da? Dan lo? Jadi? Sekarang lo keluar, maaf. Pak Vano silahkan keluar!’
‘Oke, tapi
saya mohon, temui Kachika, dan saya sangat minta maaf.’
‘Kali ini
bapak Vano saya maaf kan, dan saya mohon anda bisa keluar?!’
Vano keluar
dari ruangan itu.
-----------------------
Revan
merasa sangat bersalah, entah apa yang dia lakukan sekarang, dia mondar-mandir
aneh. Yang ada di pikiran nya sekarang bagaimana kabar Kachika?, apa dia
bahagia sekarang? Kabar nya gimana?
Revan
mencoba mengunjungi rumah Kachika, dan dia hanya menemui pembantu nya di rumah
nya.
‘Maaf mas,
saya benar-benar tidak tahu, non Kachika hanya bilang dia pergi ke-‘
‘Ke???’
‘Kata nya kangguru
gitu mas.’
‘Oke, terima
kasih bi.’
‘sama-sama
mas’
‘Oh iya mas,
ngomong-ngomong mas siapa ya non Kachika ya? Kok akhir-akhir ini banyak yang
mecari?’ Lanjut nya.
‘Saya tunangan
nya bi, siapa selain saya yang mencari?’
‘Seminggu
yang lalu, nama nya…… Mas Vano.’
--------------------------
Revan
segara memesan tiket ke Australia, untuk menyusul Kachika. Revan tahu kalau ada
keluarga nya juga yang tinggal di Australia.
Australia.
Revan
langsung kerumah tante dan om Kachika, untung Revan masih menyimpan nya waktu
itu, dia dan Kachika ke Australia.
‘Maaf nak
Revan, Kachika sudah tidak tinggal di sini, memang sebulan yang lalu dia tinggal
di sini, tapi barusan dia berangkat ke bandara’ Tante Santi dan Om Gerry memberitahu.
‘Oh, begitu
ya tante, apa pesawat nya bentar lagi berangkat?’
‘Kayak nya satu
jam lagi, kamu nyusul saja.’ Om Gerry melanjut kan.
‘Oke deh terima
kasih Tante, Om.’
‘Kalau kamu
ada masalah sama Kachika, cepat selesai kan ya, tidak baik berantem terus.’
‘Iya Tante,
Om, terima kasih banyak saya permisi dulu.’
Revan
segara menyusul Kachika ke bandara, dengan cepat dia mengendarai mobil sedan
nya Tanpa memikir kan jalan yang dilalui.
-------------------------
Airport.
Revan
segara mencari sosok Kachika di sana, tapi iya tidak menemukan sosok Kachika,
Revan juga tidak bisa masuk karena tidak membeli tiket untuk ke Jakarta.
Revan
pasrah, Revan juga sudah mencari keseluruh tempat yang ada di airport. Revan
hanya bisa menendang barang yang ada di dekat nya dengan kesal, iya hanya bisa
memendam kesal yang sudah menjadi penyesalan.
-------------------------
‘Apa kamu
meneyesal sekarang?’
Revan
mendengar suara dari belakang nya dari kejauhan, dia melihat sosok perempuan,
kini Revan tidak percaya sosok yang
familier di lihat nya ada di depan nya, cuman yang berbeda adalah iya
tampak kurus dan rambut nya panjang sepinggang.
‘Apa kau
menyesal sekarang?’ Tanya nya lagi.
Revan hanya
bisa tertawa kecil, sosok itu yang dia cari sedari tadi, Revan langsung memeluk
nya sangat erat.
‘Aku tidak
menyesal sama sekali.’
‘Sungguh?
Seharus nya aku membatal kan saja menemui mu, kalau bukan Tante Santi dan Om Gerry
yang memberi tahu ku.’
‘Oke, oke.
Aku menyesal. Harus nya aku mendengar kan mu, aku kebawa emosi. Dan jujur saja,
sekarang kamu beda.’
‘Kamu tahu
siapa kan yang salah?’
‘Oke, aku
yang salah. Sekarang, masalah itu sudah lewat.’
‘Oke, kamu
belum minta maaf sama aku!’ Ledek Kachika.
‘Iyaiyaa,
aku minta maaf sayang, mau kan maafin aku?’
‘Maafin?
Maafin enggak yaaa????’
‘Maafin
yaaa?’
‘Hmm… enggak!’
‘Loh? Terus
gimana cara nya biar aku di maafin sama kamu? Sedih nih!’Ledek Revan juga.
‘Itu apa
yang di tangan kamu?’
Revan
melirik yang ada di tangan nya, dan, menyegir seperti kuda bodoh. Revan melepas
pelukan nya. Dan Revan lari ke tempat informasi yang ada di deket mereka, dan
meminjam alat yang bisa menimbul kan suara sampai kemana-mana.
‘Aku Revan,
ini adalah kotak kecil berisi cicin, aku ingin bilang aku sayang dan cinta Kachika,
aku ingin dia menjadi istri ku, mau kah
kau menikah dengar ku?’ Kata Revan dalam bahasa Inggris.
Orang-orang
mulai bingung, dan mecari sumber suara itu.
Orang-orang
yang di situ pun mengerumuni mereka berdua, sama seperti yang Revan lakuin di
Restoran waktu itu.
Kachika
malu sekali, dan pipi nya mulai memerah seperti apel, dan dia senang sekali
mendapat perlakuan ini dari Revan.
‘Marry me?’
Tanya Revan lagi.
‘Yes.’
Dengan senang dan senyum bahagia.
Revan
memeluk Kachika lagi, orang-orang di situ bertepuk tangan.
Kebahagian
di mulai lagi.
Kachika
sadar, semua nya hanya cinta sementara, iya tahu cinta sementar yaitu hanya ada
di Kopi Darat.
Sekarang,
dan selama nya, cinta Kachika sama Revan.
------FIN------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar