Selasa, 20 Maret 2012

Happines...


        
                              Happiness…

    Someday you will understand about happiness… 


                                                           ***

   Deru mobil ambulance terdengar di seluruh jalan raya.
   Semua orang panik dengan apa yang terjadi tadi, petugas ke polisian sudah member sanksi pada supit taksi itu.
   Lelaki itu bagai kehilangan anak, ia seperti orang linglung yang entah mau kemana tujuan nya. Ia begitu shock dengan apa yang ia dengar dari perempuan itu. Memanggil nama tersebut.
ambulance, tak terlalu jauh jarak nya, tapi muat untuk membawa keluar korban dari mobil ambulance tersebut.
   Langkah lelaki itu tertatih-tatih. 
   Perempuan itu ada di ruang ICU sekarang, para orang-orang berjas putih langsung mengerumi nya, memberi isyarat pada perawat-perawat nya di sana.
   Tangan lelaki itu sangat gemetaran, ia hanya bisa berdoa semoga dia selamat dari masa-masa yang akan meregut nyawa nya.

                                                            ***
   Lena Onni menunggu dengan gelisah, ia sudah memberi tahu semua keluarga nya. Ia begitu panik dan merasa bersalah kenapa aku begitu bodoh? Kenapa? Kenapa aku biar kan ia pegi sendiri? Isak nya dalam tangis.
   Tapi ia tak bisa mengelak semua sudah terjadi, ia tak sengaja melihat lelaki itu di tempat ruang tunggu ICU juga. Apa ia ini orang nya?  Guman nya dalam hati. Ia bangkit dan jalan sangat pelan untuk memastikan apa benar.
   Hei? Bukan nya kau yang di pementasan tadi?  Tanya nya.
   Lelaki itu menoleh dengan mata sembab nya, ia terlihat sangat kaget.
   I-i-iya  kata nya dengan nada gugup.
   Oh? Ada apa?
   Ah, tidak saya-
   Saya tahu, kau yang menunggu di tower kan? Janjian dengan adik ku? Sekarang lihat!? Dia kecelakaan sekarang! Memang bukan salah kau Lena Onni memotong ucapan nya sebelum lelaki itu berbicara lebih dari tadi.
   Sekarang dia di ICU, apakah kau akan mencari nya lagi? Setelah kau meninggal kan nya selama 4 tahun dan k au baru muncul sekarang?  Sambung Lena Onni.
   Sebelum lelaki itu ingin menjawab, dokter dari ruang ICU keluar.
   Dok, dok! Bagaimana keadaan adik saya? Tidak terlalu kritis kan dok!?!? Yak kan?!?!?!  Kepanikan melanda ruangan itu
   Keadaan nya sangat kritis, dia memerlukan banyak darah, dan golongan darah nya adalah A, apakah anda bergolangan darah A? Kata dokter itu dengan tenang tapi juga khawatir.
   Dok, saya bergolongan darah A, dan bisa mengambil darah saya saja dok  sambung lelaki itu
   Anda siapa nya? 
   Saya pacar nya dok, saya golongan darah A, ambil saja darah saya Kata lelaki itu
   Baik lah, anda ikut saya. 

                                                               ***
.   Terima kasih kau sudah mau membantu 
   Tak masalah Eonni, dia hidup ku juga, sudah 4 tahun berpisah dengan nya, tapi kenyataan nya di pertemukan dengan situasi seperti ini, aku tak tahu sosok nya dia seperti apa, kalau saya tahu pasti saya sudah mengenal nya di pementasan tadi Kata lelaki itu dengan nada lirih. 
   Maaf untuk kata-kata yang tadi, seharus nya saya tahu.
   Lelaki itu hanya bisa tersenyum datar.

                                                               ***
3 hours left…
8 hours left…

   Kau belum istirahat dari tadi, biar saya yang menjaga .
   Tidak apa-apa Eonni, saya saja yang menjaga nya, Eonni kalau mau istirahat, istirahat saja, saya tidak apa-apa  dengan nada mencegah.
   Ya, kalau kau merasa tidak apa-apa ya sudah lah, hati-hati, saya di kantin  kata nya menuju pintu.
   Baik Eonni.
   Tak lama lelaki itu tertidur.

                                                               ***
   Perempuan itu mulai membuka kelopak mata nya, ia terlalu sakit di kepala nya, dan mulai sedikit-sedikit sadar dari pingsan nya.
   Tapi, ia melihat seluruh ruangan tampak ia tahu ia sekarang di mana, melihat tangan nya yang di infus, dan kepala nya yang di  perban.
   Dan ia melihat sosok seorang lelaki di tempat duduk di dekat nya, ia sepeti pernah mengenal nya dan melihat nya. Perempuan itu seperti sedang menerawang apa yang sebenar nya telah terjadi dengan nya.
   Ya, perempuan itu kecelakaan saat menuju ke tower tempat perjanjian nya.

                                                                ***
   Lelaki itu merasa seperti sedang di perhati kan, ia perlahan-lahan membuka mata nya.
   Lelaki itu kaget dengan apa yang di lihat nya.
   Kau sudah sadar?  Lelaki itu langsung di samping perempuan itu.
   Tadi.. Aku kecelakaan dan, dan, kau?  Perempuan itu terlihat sangat bingung.
   Ya, ini aku, aku melihat oang-orang sedang keluar tower, dan kecelakaan, aku seperti tak asing dengan sosok mu karena rambut mu dan-
   Stop  henti perempuan itu.
   Apa? Kenapa?
   Aku enggak mau dengar itu lagi, itu sudah lalu, sekarang kamu jelasin kenapa kau tak pernah mengirim pesan apapun, atau photo mu? Aku tahu kau tapi kau tak tahu kan aku seperti apa sekarang? Menunggu terus? Air mata perempuan itu terus saja keluar dari pipi nya nan lembut.
   Kita bahas ini nanti saja ya, kita panggil Eonni dan-
   Enggak! Potong perempuan itu Harus sekarang aku mau nya sekarang  Perempuan itu menggenggam tangan lelaki itu lebih keras namun ia telalu lemah untuk menggenggam nya lebih keras.
   Aku tak tahu alamat atau apapun infomasi tentang kau, yang pasti aku tahu kau mempunyai banyak cabang café sampai eropa, maafin aku  Kata lelaki itu dengan penuh penyesalan.
   Tiba-tiba saja perempuan itu memeluk nya tanpa ia sadari.

                                                                  ***
   Lelaki itu di penuhi rasa kaget, ia tak bisa bergerak saat perempuan itu langsung memeluk nya, ia terlalu kaku, terlalu tegang namun sebenar nya ia senang dalam hati nya.
   Tetap seperti ini Perempuan itu mempererat pelukan nya lagi dan jangan pegi lagi, apalagi kalau lama, aku tidak mau maafin lagi dengan penuh isak.
   Hening tapi, lelaki itu membuka mulut sebelum ia tahu perempuan itu akan berbicara lagi.
   Aku  janji sangat janji. Kalau aku tidak akan pergi lagi, kau harus sehat lagi terus kita akan bahagia terus, selama nya. You’re my happiness  Lelaki itu mempererat lagi, ia berkata sambil berbisik, supaya ia dan perempuan itu yang tahu.
   Perempuan itu melepas pelukan nya, ia mencari-cari sosok kalender.
   Tahu tidak Sunbae, kenapa aku memilih kemarin ketemu nya?
    Kenapa?
    Kau tidak tahu?
    Enggak  Kata lelaki itu dengan polos.
    Beneran nih enggak ingat? Yah… raut wajah peempuan itu kecewa.
   Kau tutup mata dulu ya pake ini Lelaki itu menyodor kan kain hitam panjang.
   Tanpa lama-lama peempuan itu menutup mata nya dengan kain hitam itu.

                                                                     ***
   Lelaki itu membawa kue tart dan bunga mawar nya, dengan Eonni,Oppa dan ayah ibu perempuan itu.
   Lelaki itu tidak pernah lupa dengan hari ulang tahu nya.
   Coba kau buka tutup mata mu Kata lelaki itu memberi isyarat kepada nya.

                                                                     ***
    Happy Birthday!!!!! semua suara orang-orang yang ia rindukan ada di sana perempuan itu tak menyangka mendapat surprise kecil-kecilan sepeti ini. 
   Tiup lilin nya! Teriak Oppa bersemangat.
   Siapa yang rencanain seperti ini?
   Semua orang yang ada di sana menunjuk ke arah lelaki itu. Lelaki itu hanya bisa tersenyum tanda benar, ia yang merencana kan hal ini.
   Iya, Eun-Mi, ia baik sekali loh, iya kan yah? sambung mama nya.
   Makasih Sunbae, tapi kan ulang tahun nya kemarin! 

                                                                      ***
Kemuadian hari…

   Ada kejutan lagi selain kemarin.
   Apa?
   Ada, ikut aku.

Tower…

   Coba lihat ke langit  Tunjuk nya.
   Tidak ada apa-apa Sunbae.
   Bentar lagi tunggu saja.
   Tiba-tiba suara kembang api meramai kan langit malam di tower.
   Indah bukan?
  Ya, indah banget ini, Sunbae?
  Iya, sebagai perminta maaf  ku.
  Ya, perminta maafan di terima!
   Perempuan itu masih melihat kembang api nya yang masih menghiasi langit malam.
   Tiba-tiba saja tangan lelaki itu memegang tangan perempuan itu, dan ia menatap nya lekat-lekat, seperti ingin bilang sesuatu.
   Aku janji tidak akan meninggal kan mu lagi, apalagi untuk waktu yang begitu lama, aku janji.
   Perempuan itu menoleh tak percaya, tapi ia senang bahwa kenyataan nya ia masih bisa merasa kan kebahagian itu lagi.
   Tiba-tiba perempuan itu tak bisa bergerak, atau mengucapkan satu patah kata pun.
   Lelaki itu mendekat terus mendekat hingga ia bisa menkecup bibir nya ke bibir dia, dengan perasaan lembut dan tulus, untuk sesaat mereka hanya bisa menikmati malam indah itu.

                                                                **FIN**

Epilog
   Sebelum lelaki itu pergi dari café itu, ia melihat seorang perempuan dengan rambut cokelat kayu menghampiri nya.
   4 maret 2012 kan kalian janjian? Itu ulang tahun Han Eun-Mi jangan lupa ya! Perempuan itu langsung kembali ke tempat kasir.
   Ia pergi dengan segudang tanda tanya.                    

                                                                      ***

Lanjutan: Do you...? :) 

The End.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar